Gerhana bulan merupakan salah satu fenomena alam dimana Allah SWT menunjukkan salah satu tanda kebesaran-NYA. Gerhana bulan sudah tercantum didalam Al-Qur’an surat Yasin ayat 40
لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي
لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ
يَسْبَحُونَ
“Tidaklah mungkin bagi matahari
mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing
beredar pada garis edarnya (orbit).”
Dilansir dari kemenag.go.id Ayat ini menjelaskan bahwa
terjadinya gerhana adalah ketika matahari, bulan, dan bumi berada di satu garis
lurus. Jika bulan menghalangi cahaya matahari ke bumi, maka itu adalah gerhana
matahari. Jika bumi menghalangi cahaya matahari sampai ke bulan maka disebut
dengan gerhana bulan. Itulah fenomena alam yang kadang terjadi. Nabi Muhammad
SAW memerintahkan kepada kita bila terjadi gerhana untuk berdoa kepada Allah,
mendirikan salat sunnah gerhana, bertakbir dan bersedekah, sebagaimana sabda
beliau yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, yang berbunyi:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ
مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ
ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
"Sesungguhnya matahari dan
bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan tidak akan
mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian
melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan
shalat dan bersedekahlah."
Maka dari itu, ketika terjadi
gerhana bulan, hendaknya kita mendirikan shalat gerhana secara berjamaah sesuai
dengan tuntunan yang berlaku.
Menurut ditpsd.kemdikbud.go.id
gerhana bulan merupakan sebuah fenomena alam yang terjadi saat sebagian
atau keseliuruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Gerhana bulan
ini dibagi menjadi 3 jenis yaitu
1. Gerhana
bulan total
Gerhana bulan
total terjadi ketika seluruh bayangan umbra bumi jatuh menutupi bulan, sehingga
matahari, bumi dan bulan berada tepat di satu garis yang sama.
2. Gerhana
bulan sebagian
Gerhana bulan
sebagian disebut juga sebagai gerhana bulan parsial. Gerhana bulan sebagian
terjadi ketika bumi tidak seluruhnya menghalangi bulan dari sinar matahari.
Sebagian permukaan bulan berada di daerah penumbra, sehingga masih ada sebagian
sinar matahari yang sampai ke permukaan bulan.
3. Gerhana
bulan penumbra
Gerhana bulan
penumbra terjadi ketika seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra.
Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram.
Dilansir dari https://pfis.uin-suka.ac.id/
Gerhana bulan adalah suatu fenomena alam yang diakibatkan kedudukan bulan,
bumi, dan matahari yang membentuk garis lurus. Gerhana bulan penumbra terjadi
ketika piringan purnama memasuki bayangan penumbra bumi. Bayangan penumbra
terbentuk ketika hanya sebagian cahaya matahari terhalang oleh bumi. Peristiwa
gerhana bulan penumbra terjadi akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari,
bumi, dan bulan. Fenomena ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat
diprediksi sebelumnya. Penyebab fenomena ini adalah posisi matahari, bumi, dan
bulan yang hampir segaris namun ketiganya tidak cukup segaris untuk menghasilkan
gerhana bulan total. Saat bulan memasuki penumbra, terangnya bulan
berkurangsecara gradual. Proses gerhana bulan penumbra ini adalah posisi
matahari, bumi, dan bulan sejajar dimana bulan hanya memasuki ke bayangan
penumbra bumi. Akibatnya adalah saat puncak gerhana terjadi bulan akan terlihat
lebih redup dari saat purnama terjadi.
Namun demikian , tidak sedikit
dari masyarakat suku Jawa Khususnya masih mempercayai berbagai mitos-mitos yang
terjadi ketika gerhana bulan. Padahal sudah jelas bahwa peristiwa gerhana bulan
adalah salah satu peristiwa yang merupakan kekuasaan dan tanda tanda dari Allah
SWT dan juga merupakan fenomena yang dapat dibuktikan secara ilmiah. Berikut
beberapa mitos tentang gerhana bulan:
1. Bulan
dimakan oleh Batara Kala, dilansir dari NU Online ketika terjadi gerhana bulan
merupakan bukti bahwa Batara Kala sedang memakan bulan. Oleh karena itu,
menurut kepercayaan adat Jawa untuk mengusir Batara Kala warga akan menabuh
lumping, kemudian warga juga akan membangunkan hewan ternak mereka agar tidak
ikut dimakan oleh Batara Kala
2. Mengoles
perut ibu hamil dengan abu, dilansir dari NU Online, salah satu agar Batara
Kala tidak mengganggu janin yang ada di dalam perut ibu hamil, dalam
kepercayaan jawa mengharuskan ibu hamil untuk mengolesi abu di perutnya. Tindakan
ini bertujuan untuk melindungi bayi yang dikandung agar tidak terganggu oleh
Batara Kala selama gerhana bulan berlangsung. Masih banyak lagi mitos yang
beredar apalagi terkait ibu hamil dan ketika terjadi gerhana bulan.
3. Akan
datang bencana yang besar, menukil dari jurnal yang ditulis oleh Sayful Mujab
dosen jurusan syariah STAIN Kudus sebagian masyarakat jawa meyakini bahwa akan
ada bencana yang besar ketika terjadi gerhana bulan. Misal ketika masa panen,
para petani akan ke sawah untuk menjaga atau istilahnya “membangunkan”
tanamannya agar selamat dari Batara Kala. Apabila gerhana bulan terjadi di
bulan Muharram diyakini oleh sebagian masyarakat jawa akan terjadi wabah
penyakit, dan masih banyak lagi bencana yang diyakini ada ketika gerhana bulan.
Masih banyak lagi mitos – mitos
yang beredar dan diyakini oleh sebagian dari masyarakat Jawa khususnya. Namun
demikian peristiwa gerhana bulan tidak ada kaitannya dengan mitos mitos yang
beredar. Dilansir dari kemenag.go.id Allah menciptakan bulan sebagai cahaya,
matahari sebagai sumber cahaya, dan Allah menciptakan orbit atau garis edar
segala benda langit untuk kehidupan manusia di bumi, dan sebagai tanda
kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berfikir. Oleh karena itu kita sebagai umat
Islam yang moderat kita menghargai adat kepercayaan masyarakat yang telah
diyakini turun temurun namun kita juga perbanyak melakukan amalan amalan
seperti shalat gerhana, perbanyak istighfar dan berdoa memohon ampun kepada
Allah SWT agar semua dosa kita diampuni dan semua amalan ibadah kita diteria
oleh Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar