Ketika pelajar sudah mencapai tingkat “maha”, itu artinya
pendidikan yang ditempuhnya sudah melebihi tingkatan pendidikan pelajar lain.
Menjadi mahasiswa berarti secara otomatis telah menandatangani kontrak kerja
untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
Mahasiswa adalah kelompok elit intelektual. Merekalah yang memiliki peranan
besar untuk mengubah cara berpikir masyarakat Indonesia agar menghormati
tradisi, budaya, dan situs-situs bersejarah peninggalan nenek moyang.
Pekerjaan berat ini tidak akan bisa dijalani apabila status
“mahasiswa” hanya digunakan untuk ajang gengsi dan mengikuti trend atau mode.
Dari sinilah, mahasiswa harus memiliki karakter yang kuat agar tidak terbawa
arus terlalu jauh sehingga meninggalkan kebudayaannya sendiri. Karakter itu
ialah menjadi mahasiswa yang memiliki prinsip moral yang kuat, dan cara
berpikir yang kritis serta konstruktif.
Karakter diartikan dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain, tabiat, dan watak. (Kamisa, 1997:21) Dengan demikian,
mahasiwa berkarakter artinya mahasiswa yang memiliki kualitas mental, kekuatan
moral, akhlak, atau budi pekerti yang berasal dari nilai-nilai, dan mempunyai
keyakinan yang tertanam dalam jiwa sehingga muncul kepribadian khusus yang
melekat pada dirinya.
Pendidikan karakter menjadi tema peringatan Hari Pendidikan
Nasional (Hardiknas) tahun ini. Pendidikan karakter tidak hanya membangun
karakter pribadi berbasis kemuliaan tetapi secara bersamaan membangun karakter
kemuliaan sebagai bangsa. Karakter akan terbentuk
sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle
relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal),
dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan
YME (spiritual). Ketiga hubungan itu harus berjalan berdampingan untuk menjadi
mahasiswa berkarakter.
Dengan
demikian, mahasiswa yang berkarakter mulia tidak akan terjerumus ke dalam
tindakan-tindakan anarkis dan merugikan orang lain. Mahasiswa yang nota bene
dianggap sebagai kelompok terdidik seharusnya memberikan contoh yang baik
kepada masyarakat yang tingkat pendidikannya masih rendah.
Demo
boleh, tapi demo yang disertai dengan tindakan merusak lingkungan, meresahkan
masyarakat, dan menghancurkan moralitas kemahasiswaan bukanlah mahasiswa yang
sebenarnya. Tapi itulah yang disebut dengan preman masuk kampus.
Marilah
kita sebagai mahasiswa yang bergelar agen perubahan, berusaha untuk membangun
karakter mulia agar bisa menularkannya kepada masyarakat. Inilah salah satu
bentuk pengabdian kita kepada bangsa
Mahasiswa
berkarakter adalah mahasiswa yang memiliki wawasan kebangsaan biasanya
mempunyai kepekaan sosial yang tinggi terhadap permasalahan yang sedang
dihadapi oleh bangsa. Mahasiswa berkarakter memiliki sikap dan perilaku yang
baik, yang sesuai dengan norma yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Adapun
beberapa ciri-ciri mahasiswa berkarakter yaitu :
1.
Memiliki wawasan yang luas.
Seorang mahasiswa
dituntut untuk megerti dan menyadari keadaan di sekitarnya. Wawasan yang luas
tidak hanya didapat dari ilmu yang dipelajari di perkuliahan saja, melainkan
juga bisa didapat dari lingkungan sekitar.
2.
Mampu membagi waktu
Masa kuliah merupakan
masa-masa yang terdapat banyak waktu luang. Tinggal bagaimana mahasiswa itu
sendiri dapat mengatur waktu yang dimilikinya, seperti untuk kuliah,
organisasi, hobi, refreshing, dan pacaran. Mahasiswa yang mampu membagi
waktunya dengan baik, kelak akan menjadi seorang mahasiswa yang ideal
3.
Memahami seluk beluk tempat menuntut ilmu.
Kampus, tempat
mahasiswa menuntut ilmu menyimpan banyak cerita yang tidak akan terlupakan.
Untuk menjadi mahasiswa ideal, mahasiswa harus mengerti seluk-beluk tempat
menuntut ilmunya tersebut. Mulai dari dosen yang mengajar, ruangan belajar, fasilitas
yang tersedia. Dengan mengetahui secara detail, mahasiswa akan mudah mengakses
hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan perkuliahan.
4.
Pintar, rajin, aktif.
Tiga hal ini (pintar,
rajin, aktif) adalah sifat wajib yang dimiliki oleh seorang mahasiswa ideal.
Pintar dalam artian bahwa seorang mahasiswa pintar mengkondisikan diri dengan
sekitarnya. Rajin berarti mengikuti kegiatan yang dipilihnya dengan rajin,
tidak menjalani dengan setengah hati. Aktif yaitu turut serta dalam
kegiatan-kegiatan positif universitas.
5.
Pintar berdiskusi.
Sesuai dengan hakikatnya,
mahasiswa itu harus memiliki sikap kritis. Dengan sikap kritis yang dimiliki,
mahasiswa mempunyai kemampuan dalam berdiskusi. Kemampuan berdiskusi ini sangatlah
berguna di masyarakat dan dunia kerja nantinya. Kemampuan berdiskusi yang baik
di masa kuliah akan bermanfaat dalam menyampaikan pendapat di forum, sehingga
tercapailah predikat mahasiswa ideal.
Ada beberapa macam
karakter yang perlu dimiliki oleh tiap mahasiswa agar dapat menjadi pemimpin
yang kelak dapat memimpin bangsa ini dengan baik. Karakter-karakter itu
diantaranya adalah :
1. Beretika
2. Berwawasan luas
3. Bertanggung
jawab
4. Pintar,
rajin dan aktif
5. Memiliki
reasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama.
Ke 5 hal tersebut memang akan membentuk jiwa jiwa kepemimpinan di dalam diri
seorang mahasiswa.
MENGAPA MAHASISWA HARUS
BERKARAKTER?
Mahasiswa adalah
peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu
(Peraturan Pemerintah RI No.30 tahun 1990). Mahasiswa adalah orang yang belajar
di perguruan tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989). Mahasiswa
menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insan-insan calon
sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi, dididik dan di
harapkan menjadi calon-calon intelektual.
Mahasiswa pada
dasarnya merupakan subjek atau pelaku di dalam pergerakan pembaharuan atau
subjek yang akan menjadi generasi-generasi penerus bangsa dan membangun bangsa
dan tanah air ke arah yang lebih baik. Mahasiswa dianggap sebagai ‘agent
of change’, atau agen perubahan yang akan pelaksana perubahan dan
pembaharuan setiap sisi kehidupan untuk menciptakan suatu kondisi yang
baik dalam kehidupan berbangsa sehingga menghasilkan suatu situasi yang
didambakan oleh setiap bangsa, yaitu kesejahteraan setiap rakyat.
Di jaman sekarang
ini, mahasiswa hanya disibukkan dengan seluruh kegiatan
kuliah (kegiatan intra dan extra kampus) yangmemberi corak yang sangat
berwarna dan beragam, dan tanpa disadari pengkayaan ini akan membawa
mahasiswa menjadi sosok dengan jati diri yang beragam. Mahasiswa yang ikut
dalam kegiatan intra atau extra kampus terkadang terjebak pada suatu atmosfer
yang mereka anggap membawa mereka dalam suasana kebebasan yang benar-benar
bebas. sebagian mahasiswa tersebut memanfaatkan bahwa keaktifan mereka
dalam organisasi intra dan ekstra kampus boleh besikap bebas dan sudah
merasa sebagai penguasa yang menguasai kampus.
Dalam realita yang
kita temui lebih banyak mahasiswa yang tidak sadar dan tidak memiliki
karakter sebagai mahasiswa sehingga bermunculanlah mahasiswa-mahasiswi
yang tidak memiliki perilaku yang baik, seperti mahasiswa yang tidak
memiliki sopan santun kepada para dosen, mahasiswa yang lebih menyukai hidup
dengan bebas, mengonsumsi obat-obatan terlarang, pergaulan bebas antara
mahasiswa dengan mahasiswi, berdemonstrasi dengan tidak mengikuti peraturan
yang berlaku bahkan hal terkecil seperti menyontek disaat.
Sudah saatnya dilakukan sebuah penyeimbangan kehidupan
mahasiswa antara dunia perkuliahan dan pengkayaan diri mahasiswa melalui
kegiatan intra dan extra kampus untuk memantapkan mahasiswa dalam menghadapi
dunia nyata kelak. pembentukan karakter bukan hanya milik dan tugas
mahasiswa semata dan ia harus mencari sendiri tetapi juga menjadi suatu
tantangan bagi civitas academika
Melihat
masalah-masalah yang telah dijelaskan diatas, maka penulis merasa perlu untuk
menuliskan makalah ini. Makalah yang berjudul “Mahasiswa Berkarakter Untuk
Membentuk Pendidikan Dan Kehidupan Bangsa Yang Lebih Baik” yang
diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dan masukan bagi pembaca khususnya bagi
mahasiswa Indonesia sehingga bisa tercipta generasi mahasiswa yang lebih baik.